Artikel
Nabil, Warga RT 02 RW 01 Desa Baturagung Tewas Tenggelam Di Bekas Galian Saluran Irigasi.
Dilansir dari KARIMUNTODAY.COM, GROBOGAN Seorang bocah tewas tenggelam di bekas galian saluran irigasi sedalam dua meter. Sabtu(25/11/23)petang. Sebelumnya korban sedang bermain loncat loncatan bersama temannya. Korban meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dibagian muka korban terdapat luka lebam diduga bekas benturan material pekerjaan saluran.
Muhammad Nabil Al Ghazali (7) seorang bocah kelas 2 sekolah dasar warga Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tewas tenggelam saat sedang bermain bersama temannya di bekas galian saluran irigasi yang masih dalam proses pekerjaan sedalam 2 meter.
Menurut penuturan Erik ayah Riki teman korban, sebelum kejadian saat itu anaknya yang merupakan teman korban, sempat melarang korban saat hendak bermain di lokasi kejadian karena kondisi saluran yang dalam.
“Namanya anak kecil itu bermain sehari-hari, sudah dibilangin jangan main di situ soalnya dalam. Namun korban tidak mendengarkan dan kemudian terjun ke saluran irigasi yang penuh air, namun tidak nongol dipermukaan,”ujar Erik ayah teman korban,Sabtu (25/11/23). Erik menjelskan, melihat korban tenggelam, teman korban kemudian langsung memberitahu ibu korban untuk minta pertolongan.
“ Namanya anak-anak kan bingung terus memberitahu ibu korban kalau mas Nabil tenggelam,” jelas Erik.
Mendengar anaknya tenggelam ibu korban Khotimatus Saádah kemudian memberitahu paman korban bernama Masugi untuk mencari korban di lokasi kejadian. Kemudian ibu dan paman korban mendatangi lokasi kejadian.
“Tadi saya dicari ibunya katanya anaknya tenggelam. katanya rambutnya tidak kelihatan, saya kemudian spontan mencebur ke saluran mencari korban. Agak lumayan lama itu saya cari,” ucap Masugi.
Masugi paman korban menjelaskan, setelah mencari sekitar 30 menit akhirnya menemukan tubuh korban di dasar saluran. “Kemudian saya menyenggol kaki terus saya bawa ke atas, korban kondisinya ya sudah meninggal. Tapi yang namanya orang banyak, kemudian korban dibawa ke PKU, dan dinyatakan meninggal,” jelas Masugi. Korban mengalami luka dibagian wajah dan bagian leher korban. korban bermain di saluran air sedang diperbaiki pengecoran belum selesai/pas yang paling dalam/kedalamannya dua meteran saya sampai menyelam ke bawah.
Menurut Kapolsek Gubug Iptu Sunarto membenarkan kejadian tersebut. Sabtu sore telah ditemukan seorang anak laki-laki tenggelam di saluran air. Saat itu korban sedang bermain lompat-lompatan di air di saluran irigasi yang belum selesai pekerjaannya bersama rekannya. “Mungkin kedalamannya 2 meter lebih korban tidak bisa berenang akhirnya tenggelam. setelah tenggelam diketahui rekannya memberitahu pakde korban dan berusaha menolong,” terang Iptu Sunarto saat dikonfirmasi dirumah duka.
Iptu Sunarto menambahkan, setelah dilakukan pencarian, akhirnya korban berhasil ditemukan di dasar saluran, kemudian langsung dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit nyawa korban tidak tertolong. “Korban kemudian dibawa ke PKU, tapi nyawa korban sudah tidak tertolong,”jelas Iptu Sunarto. Dari keterangan Tim Medis dan inafis Polres Grobogan disimpulkan bahwa korban meninggal karena tenggelam.
“Ada luka di pelipis kanan dan kiri, dan ada dileher mungkin benturan barang yang ada di saluran,”jelas Kapolsek Gubug. Atas kejadian tersebut Kapolsek Gubug menghimbau agar orang tua yang rumahnya di bantaran irigasi untuk selalu mengawasi anak anaknya, agar tidak bermain air di saluran, mengingat saat ini kondisinya musim penghujan. “Saya menghimbau agar orang tua di rumah mengawasi anak-anak agar tidak bermain di saluran air,”ucap Kapolsek Gubug.
Kapolsek Gubug juga menghimbau kepada pelaksana pekerjaan untuk memperhatikan keselamatan wilayah kerja agar kejadian serupa tidak terulang lagi. “Bagi kontraktor yang mengerjakan saluran irigasi supaya diperhatikan safty nya, keamanannya agar kejadian serupa tidak terulang lagi,”pungkas Iptu Sunarto. Hingga Sabtu (26/11/23) malam, jenazah korban belum dimakamkan menunggu kedatangan ayah korban yang masih bekerja di luar kota dan menunggu pertanggungjawaban pihak pelaksana pekerjaan saluran irigasi tersebut. (nur)